LINTAS BLORA, BOGOREJO – Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balitbang Kementan RI, Priatna Sasmita memilih Kabupaten Blora sebagai lokasi Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) untuk penanaman padi di Lahan Sawah Tadah Hujan (LSTH).
Alasan dipilihnya Kabupaten Blora sebagai lokasi RIPK dikarenakan kondisi wilayahnya yang memang sebagian besar merupakan sawah tadah hujan.
Melansir blorakab.go.id, Priatna mengatakan “Blora ini sebagian besar adalah sawah tadah hujan, maka kami ingin menguji hasil riset kami disini. Kami bawa beberapa varietas padi hasil penelitian yang dirancang memiliki masa tanam pendek dan butuh sedikit air sehingga cocok untuk sawah tadah hujan seperti Blora ini.”
Menurutnya, beberapa varietas yang ditanam diantaranya inpari 38, inpari 39, inpari 40, inpari 46, varietas cisaat, dan cakra buana.
“Semuanya ini cocok ditanam di lahan tadah hujan. Kita coba, kita lihat mana yang lebih cocok untuk Blora. Luas lahan yang ditanami kali ini adalah 10 hektare, Ini merupakan center of excellent, artinya menjadi pusat percontohan keunggulan inovasi lahan sawah tadah hujan,” lanjut Priatna Sasmita.
Sebagai bentuk penerapannya, Kamis pagi (8/4/2021) dilaksanakan penanaman perdana di lahan sawah tadah hujan di Desa Prantaan, Kecamatan Bogorejo.
“Harapannya nanti bisa dikembangkan di seluruh kecamatan dan menyebar menjadi model pengembangan sawah tadah hujan tingkat nasional,” tambahnya.
Bupati Blora, H. Arief Rohman, S.IP, M.Si, mengapresiasi dan berterimakasih kepada Balitbang Kementan RI yang telah memilih Kabupaten Blora menjadi percontohan nasional riset padi sawah tadah hujan.
“Terimakasih Pak Kapuslitbang Kementan, salam untuk Pak Menteri. Blora ini memang hampir sebagian besar merupakan sawah tadah hujan. Sawah irigasinya hanya sedikit. Dengan adanya riset ini, kami berharap memperoleh hasil terbaik dan bisa direplikasikan ke daerah lain sehingga berujung pada peningkatan kesejahteraan petani kita,” terang Bupati. (stw)