Desa Organik Bajo Kedungtuban, Masyarakat Sehat dan Untung

LINTAS BLORA, KEDUNGTUBAN – “Ijo royo-royo” kesan pertama melihat persawahan hasil dari teknologi sistem pertanian SRI di Desa Bajo ini. Panen padi yang dikelola Kelompok Tani Bina Alam Sri Desa Bajo Kecamatan Kedungtuban perhektar mampu menghasilkan 9,4 ton dan juga dapat membuat obat-obat herbal binaan Pertamina Asset 4 Cepu.

Desa yang terletak sekitar 1 kilometer dari Kantor Kecamatan Kedungtuban dan berada di areal yang jauh dari bantaran Sungai Bengawan Solo sehingga menggunakan sistem pengairan sumur dalam dengan memanfaatkan air bawah tanah, sehingga menyebabkan biaya yang tinggi untuk pengairan saja.

Bacaan Lainnya

“Bersama-sama kita belajar dalam menanam padi.Yakni jarak tanamnya lebih longgar, antar bibit sekitar 30 cm. Namun anaknya bisa mencapai 80 hingga 100 batang. Kita juga bisa menekan biaya pupuk, biasanya menggunakan pupuk kimia yang mahal dan langka, sekarang bisa menggunakan pupuk organik, anakanya banyak, lebih aman dan sehat untuk dikonsumsi, dengan sistem ini kita juga lebih sedikit menggunakan air untuk irigasi,” kata Ero Rohadi selaku pendamping dari sistem pertanian ini (Yayasan Al Iksa).

Dengan keberhasilan petani-petani di desa Bajo telah banyak menginspirasi petani di 7 Desa sekitar desa Bajo.

“Saya senang dan bangga dengan perkembangan petani di desa kami yang bisa berkembang dan membuka diri untuk sistem baru yang lebih menguntungkan, terima kasih kepada semua pihak yang selama ini membantu dan mendukung petani-petani kami sehingga berhasil seperti sekarang,” ungkap Sunhaji (Kepala Desa Bajo).

“Selain padi kami juga mengembangkan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) yaitu rempah-rempah atau empon-empon secara organik kemudian dijadikan kemasan instant dan kemudian dijadikan oleh salah salah satu warga sebagai obat untuk praktek usaha pengobatan alternatif, dan Alhamdulillah ternyata banyak sekali pasien yang bisa sembuh dengan obat herbal tersebut dan pasien banyak juga yang dari luar daerah, dengan sistem perorangan maupun kelompok, bahan-bahan herbal ini dikumpulkan dari warga sekitar,” kata Elan Rosadi selaku pendamping (Yayasan Al Iksa).

Dukungan dari semua pihak dalam pengembangan pertanian sangat dibutuhkan. Nyatanya dukungan CSR (Corporate Social Responsibility) wujud keperdulian sebuah perusahaan untuk keberlanjutan ekonomi masyarakat dapat membantu masalah yang dihadapi para petani. (stw)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *