LINTAS BLORA, CEPU – Sejarah penyebaran agama Islam serta sejarah perkembangan organisasi Islam terbesar di dunia yaitu Nahdlatul Ulama di Kecamatan Cepu khususnya serta Kabupaten Blora pada umumnya, tentu tidak bisa lepas dari seorang Kyai kharismatik saat itu, yaitu KH. Usman yang merupakan muassis (pendiri) Pondok Pesantren Assalam di Cepu sejak tahun 1917, serta pendiri NU di Cepu, yang merupakan cabang NU pertama di Blora.
Melansir dari (bojonegoro news) yang silaturahmi ke pondok dan bertemu langsung dengan salah seorang putra beliau, KH. Machsun Usman, beliau mengatakan, “Abah (KH. Usman-red) adalah seorang guru, kyai dan juga seorang pejuang yang sangat mencintai NKRI. Saat itu Abah datang ke Cepu setelah mendapat ridho dari ayah mertuanya, KH. Hasyim (Jalakan-Padangan-Bojonegoro) yang terkenal dengan kitab Shorof Padangan, untuk memulai perjuangan dakwahnya serta membangun pondok pesantren Assalam, yang saat itu masih khusus untuk santri putra, baru setelah tahun 1920 menerima santri putri.
“Sebelum ditempati sebagai pondok pesantren, lokasi ini dulunya adalah sebuah lokasi pelacuran, ya semacam lokalisasi. Beberapa tempat akhirnya dibeli oleh Abah untuk digunakan sebagai lokasi pondok pesantren Assalam,” Imbuh Kyai Machsun.
Saat itu sekitar tahun 1926, KH. Abdul Wahab Chasbullah dari Jombang datang ke pondok untuk meresmikan NU Cabang Cepu yang sekaligus cabang pertama di Kabupaten Blora.
“Saat terjadi pemberontakan PKI tahun 1948 Abah sekeluarga juga sempat menjadi incaran PKI untuk dibunuh, namun Alhamdulillah masih diberi keselamatan. Sejak tahun 1947 Abah (KH. Usman-red) mulai tidak dapat melihat, namun semangat untuk mengajar ilmu agama Islam tidak pernah lelah, bahkan ketika Abah mulai lumpuh sejak 1952, masih tetap mengajar, hingga Abah wafat pada hari Sabtu, 9 Jumada Al-Ula 1375 H atau 24 Desember 1955 dan dimakamkan di makam keluarga di dusun Jalakan Desa/Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro.” Pungkas KH. Machsun Usman.
Hampir sebagian besar masyarakat baik orang biasa maupun kyai di Cepu dan sekitarnya pernah menimba ilmu dan berguru pada KH. Usman. Tidak salah jika KH. Usman disebut sebagai “Gurunya Orang Cepu”.
Dan Pondok pesantren Assalam, sampai sekarang masih ada, tepatnya berada di Jl.Diponegoro Lorong 3 Cepu, dibawah naungan Yayasan Wakaf Pesantren Assalam Cepu. (stw)