Mahasiswa STAI AL MUHAMMAD Cepu, Ajak Warga Desa Manfaatkan Janggel Jagung Menjadi Produk unggulan

LINTAS BLORA, JATI – Masyarakat Desa Bangklean, yang posisinya di ujung selatan Kabupaten Blora, masuk wilayah Kecamatan Jati, sebagian besar warganya menjadi petani hutan. Karena berada di tengah hutan, mereka memanfaatkan lahan hutan sebagai areal pertanian mereka, saat ini di area hutan yang luas dan subur, cocok untuk di tanami Jagung, dan kini telah memasuki masa panen.

Panen raya jagung itu, menyebabkan banyaknya tumpukan limbah jagung, berupa janggel, oleh karena itu masyarakat Desa Bangklean berkeinginan untuk dapat mengolah limbah janggel tersebut menjadi barang yang lebih manfaat. Bertepatan dengan adanya Mahasiswa KKN STAI AL MUHAMMAD, dapat memberikan solusi untuk pemanfaatan janggel menjadi bahan pembuatan jamur janggel. “Melihat tumpukan janggel yang berada hampir di setiap titik desa, maupun pinggir jalan, kami mempunyai inisiatif untuk mengolah limbah tersebut menjadi bahan pembuatan jamur janggel, kami juga mempunyai ide janggel tersebut akan kami jadikan bahan konsentrat,” papar Arief, Ketua Kelompok KKN Desa Bangklean.

Bacaan Lainnya

Fermentasi janggel jagung secara sederhana dapat meningkatkan kualitas gizi, sehingga layak sebagai bahan pakan sapi potong. Bisa menambah bobot badan harian (PBBH) sapi, mencapai 0,88 kg/ekor dalam sehari, dibanding PBBH ternak yang mendapat pakan sesuai kebiasaan petani, yang hanya mencapai 0,5 kg/ekor dalam sehari.

Berikut adalah kadar nutrisi tongkol jagung atau janggel meliputi : kadar air 29,54%, bahan kering 70,45%, protein kasar 2,67%, serat kasar 46,52% dalam 100% bahan kering (BK). Tongkol jagung atau janggel merupakan sumber serat sebagai bahan pakan alternatif. Dengan memberikan perlakuan tambahan pada tongkol jagung dapat menambahkan nilai gizi dan dapat meningkatkan pertumbuhan berat sapi tersebut.

“Permintaan dari Pemerintah Desa untuk mahasiswa KKN tidaklah muluk – muluk, karena dari pihak Desa tidak mau memberatkan mahasiswa yang sedang berproses di desa ini,” ujar Pak kades Bangklean Mulyono.

“Kalau nanti warga bisa terus menerus melakukan pengolahan janggel jagung menjadi sesuatu yang bermanfaat, bukan tidak mungkin ke depan yang tadinya tidak berharga menjadi produk unggulan di Kecamatan Jati, khususnya di Desa Bangklean,” tambahnya. SM

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *