LINTAS BLORA, BLORA- Desa Mendenrejo yang merupakan ibukota Kecamatan Kradenan sedang masuk masa panen.
Banyak aktifitas lalu lalang para tengkulak, para pekerja pemotong padi, mesin pemotong padi dari yang otomatis berupa combi, perontok padi dengan mesin, ataupun manual, sampai pencari jerami untuk pakan ternak.
“Panen musim ini lumayan baik,” ujar Sukoto, salah satu warga Desa sekaligus salah satu perangkat Desa Mendenrejo.
“Harga gabah basah diambil dari petani oleh tengkulak yaitu rata-rata Rp. 4400,- (empat ribu empat ratus rupiah) per kilo dan dengan menggunakan perontok padi dengan mesin rata-rata Rp. 4100,- (empat ribu seratus rupiah) per kilo,” jelasnya lagi.
Penggunaan traktor perontok padi combi menyebabkan harga lebih mahal dibandingkan dengan perontok padi dengan mesin dikarenakan traktor perontok padi combi, disamping karena ada biaya sewa akan tetapi bulir padi yang diambil lebih banyak yang utuh dan baik.
Di Desa Mendenrejo yang sebagian besar wilayahnya adalah pertanian, perlu peningkatan dalam teknologi tepat guna ataupun bantuan benih, pupuk, perlu dukungan dari pihak manapun, temasuk dari pemdes dengan dana desanya.
“Dalam satu hektar lahan pertanian untuk masa panen ini menghasilkan 6 ton gabah basah,” Sukoto mengatakan.
Sangat menjanjikan, sangat menguntungkan bila dikelola dengan benar. (stw)