LINTAS BLORA, JATI – Bertempat di Pendopo Balai Desa Pengkoljagong, seluruh Sedulur Relawan Tani (SENTANI) se-Kabupaten Blora berkumpul dan berdiskusi. Hadir pula Forkopimcam Jati, Polsek Jati, Danramil, Perangkat Desa Pengkoljagong, Kelompok Tani Desa Pengkoljagong dan juga team KKN STAI Al Muhammad Cepu. Senin (01-03-21).
Dalam forum yang membahas tentang pemberdayaan Desa itu, panitia mengundang narasumber dari Sragen, yaitu Bapak Kuntho. Tujuan dari acara ini adalah meningkatkan kesejahteraan ekonomi di bidang apapun muulai dari tingkat bawah, yaitu Desa. Dalam sambutannya, Sugiyono sebagai Kepala Desa Pengkol jagong mengucapkan terimakasih kepada Bung Kuntho yang sudi dari jauh untuk menularkan ilmunya di Kecamatan Jati, khususnya di Pengkoljagong. “Mari kita sukseskan acara ini, dan melanjutkan acara ini dengan output yang nantinya bermanfaat bagi para petani kita. Kami mengharap bimbingan dari bung Kuntho, bagikan ilmunya, dan mohon arahannya,” imbuh Sugiyono.
Dari pihak kecamatan Jati pun turut mendukung apa yang akan dilaksanakan Sentani dan PemDes. Melalui sambutan yang disampaikan oleh SekCam Jati berpesan untuk memuali memanfaatkan pupuk organik. Karena begitu banyak bahan pupuk di desa. Mulai dari kotoran binatang ternak, sampai sampah yang bisa dimanfaatkan untuk membuat kompos. “Disini memang masih awam, tapi kita harus memulainya. Mengingat pupuk yang saat ini sulit didapat.” Lanjut Bambang Edi.
Kehadiran sentani di kecamatan Jati tidak lain adalah atas giat Bung Exy yang melihat petani semakin terpuruk. Masalah pupuk, hingga harga jual yang jatuh saat panen. “Kita coba bangun ruang diskusi, Balaidesa adalah ruang publik, mari kita gunakan untuk berrdiskusi. Petani, UMKM, Koperasi ketika lesu dan terpuruk, ini juga urusan publik. Kita jangan hanya beretorika, kita diskusi dan kita bergerak,” ujar Exy saat menjadi moderator.
Bung Kuntho, sebagai Narasumber menyampaikan kekaguman terhadap PemDes Pengkoljagong yang sudah sudi mempersilahkan Balai Desa untuk digunakan ruang diskusi. “Saya baru dengar dan melihat keterbukaan Pemerintah Kabupaten Blora, khususnya di Desa Pengkoljagong, Balaidesa sampai digunakan untuk publik, tidak anti kritik, sering digunakan untuk diskusi. Saya harap Blora ke depan bisa lebih baik kalo semua desa mau selalu berdiskusi dan bergerak dengan perubahan-perubahan yang positif,” tutur Kuntho sebelum memulai materi.
Saat materi, para peserta dengan hikmat mendangar dan mencermati setiap apa yang disampaikan oleh narasumber. SM