Penjaga Sekolah di Blora Bertahun-tahun Nasib Tak Jelas Juntrungnya Curhat ke M. Arwani Thomafi


Lintas Blora – Sejumlah penjaga sekolah di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, mendatangi Sekretaris DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mohammad Arwani Thomafi. Bukan tanpa sebab lain, para tenaga honorer minta bantuan ke politisi kakbah, niatnya supaya nasib mereka diperjuangkan.

Hadir pada acara ini Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Abu Nafi, Anggota DPRD Blora dari PPP, dan Para Kader PPP Kabupaten Blora.

Perwakilan dari penjaga SD Negeri Banjarejo, Sugiri mengatakan bahwa dirinya sengaja datang dengan maksud tersebut lantaran sudah mengabdi lama, tetapi nasibnya hingga kini tak jelas juntrungnya. Tentu gajinya pun jauh dari kata layak untuk mencukupi kebutuhan menjadi kepala rumah tangga.

“Saya ngabdi sejak 2003 sampai sekarang,” ujar Sugiri kepada wartawan di depan kantor DPC PPP Kabupaten Blora, Minggu (18/12/2022).

Didampingi Ketua DPC PPP Kabupaten Blora Moch Ahmad Faishol Nadjib atau Gus Faishol, dan anggota Komisi D DPRD Blora Achlif Nugroho, Sugiri mengaku belum pernah mendatangi para politisi dari partai lain, selain ke pihak partai berlambang kakbah tersebut.
“Nggak, nggak pernah,” kata Sugiri, yang juga didampingi teman sesama tenaga honorer.

Dirinya berharap, melalui PPP bisa benar-benar serius memperjuangkan para penjaga sekolah yang nasibnya lama tidak menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) ataupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Sementara itu, Mohammad Arwani Thomafi atau Gus Aang saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, usai mendapatkan aspirasi terkait dengan keberadaan tenaga honorer dibeberapa instansi di Blora. Hal itu, menyusul kebijakan pemerintah yang akan mengeluarkan suatu keputusan penting status tenaga honorer.

“Pada prinsipnya pemerintah harus melihat lebih jauh lagi kondisi di lapangan, secara fisik temen-temen tenaga honorer di lapangan seperti apa,” katanya.
“Sehingga dalam memutuskannya nanti, basisnya itu betul-betul atas keberadaan dan juga kebutuhan teman-teman di daerah,” imbuh Gus Aang.

Lebih lanjut Gus Aang juga menyampaikan, para tenaga honorer atau Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang memperjuangkan nasib mereka hingga mendatangi PPP, masa pengabdian sudah belasan tahun, bahkan puluhan tahun.

“Jadi harus ada perhatian, harus ada sistem yang lebih memberikan dukungan lah kepada temen-teman yang selama ini sudah mengabdikan dirinya puluhan tahun,” tandasnya.

Untuk diketahui, upaya para tenaga honorer di Blora ini bukanlah kali pertama. Banyak yang kerap mendatangi tokoh politik lokal hingga nasional agar turut memperjuangkan, dan terpantau saat ini gantian Gus Aang yang dicurhati oleh mereka.

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, honornya Guru Tidak Tetap (GTT) ataupun PTT yang masa kerja 4 tahun ke atas dimulai sejak 12 Maret 2019 lalu, khusus GTT SD mendapatkan honor Rp750 ribu per bulan.

Sedangkan GTT SMP mendapatkan honor Rp 1juta per bulan, serta PTT (Pegawai Tidak Tetap) SD dan SMP mendapatkan honor Rp500 ribu per bulan.

Untuk yang masa kerja 4 tahun ke bawah dimulai sejak 12 Maret 2019 lalu, GTT SD mendapatkan honor Rp600 ribu per bulan. Sedangkan GTT SMP mendapatkan honor Rp800 ribu per bulan, serta PTT SD dan SMP mendapatkan honor Rp400 ribu per bulan. (Ambr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *