LINTAS BLORA, BLORA KOTA – Perpustakaan PATABA didirikan pada 30 April 2006 saat Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan besar Indonesia asal Blora wafat, perpustakaan yang sebagian besar diurus oleh Soesilo Toer lebih dikenal di kancah nasional hingga intenasional dari pada masyarakat Blora Sendiri.
Dua adik penulis Pramoedya Ananta Toer mendirikan perpustakaan PATABA yang terinspirasi dari keinginan sang kakak yang ingin mengembangkan literasi di Blora. Mereka adalah Koesala Subagyo dan Soesilo Toer. PATABA adalah singkatan dari Pramoedya Ananta Toer Anak Blora Asli.
“Di dekat sini ada 15 guru (yang tinggal), tapi 16 tahun PATABA berdiri tak pernah ada satu pun dari mereka yang datang,” kata Soesilo Toer dikutip dari National Geographic Indonesia.
Guna merealisasi peranan perpustakaan untuk literasi masyarakat luas, Perpustakaan PATABA kerap mengadakan berbagai kegiatan, seperti bedah buku, diskusi dan seminar, workshop penulisan, penerbitan buku, dan pergelaran budaya. Bupati Blora Arief Rohman mengatakan, banyak potensi yang dapat digali ketika membahas tentang sastrawan Pramoedya Ananta Toer.
“Kalau ngomong Pram kan ya memang lahir kecilnya di sini, terus karya-karyanya banyak yang berbicara tentang Blora, nah ini kan bisa dieksplor menjadi hal yang menarik dan di tempat lain enggak ada,” terangnya.
Arief pun akan mengadakan festival Literasi tentang Pramoedya. Tentu saja, pihaknya bakal mengajak para pengagum Pram untuk turut serta ambil bagian pada festival itu.(stw)