Petani Menjerit Hasil Panennya Merugi

LINTAS BLORA, TUNJUNGAN– Pada musim panen kali ini petani mengalami kerugian yang sangat besar, karena tingginya harga pupuk dan rendahnya hasil jual pertanian. Jumat (26/03/2021).

Seperti halnya para petani padi di Dukuh Punggur Dusun Gempolrejo Kecamatan Tunjungan ,saat ini banyak dari mereka yang menjual hasil pertanian nya untuk mencukupi kebutuhan setiap harinya. Namun harga jual dari hasil panennya tersebut tidak sesuai seperti yang mereka harapkan.

Bacaan Lainnya

Heriyanto, salah seorang petani di Dukuh Punggur yang ditemui oleh reporter Lintas Blora menuturkan bahwa harga pupuk sendiri perkilogramnya mengalami kenaikan yang signifikan. HET (Harga Eceran Tertinggi) perkilogramnya dari Rp 1.800,- perkilogramnya atau Rp 90.000,- perkarungnya menjadi Rp 2.250,- perkilogramnya nya atau Rp 112.500,- perkarung.

“Selain mahalnya pupuk, petani juga kesusahan mendapatkan pupuk bersubsidi, jikalau mendapatkan pupuk bersubsidi tidak sesuai apa yang dibutuhkan oleh petani. Karena sulitnya pupuk, tanaman petani jadi banyak yang terserang oleh penyakit dan menyebabkan semakin rendahnya harga jual pertanian” ungkap Heriyanto

Sampai saat ini, sambung Heriyanto, petani sendiri belum mempunyai solusi tersendiri untuk mengatasi masalah tersebut.

“Harapan kedepannya semoga pemerintah cepat menormalkan harga pupuk, pupuk mudah didapatkan dan nilai jual hasil panen tinggi agar para petani dapat mencukupi kebutuhan setiap harinya dengan baik” pungkasnya.(Aulia)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *