“Secangker” Minuman Herbal dari Blora Selatan

LINTAS BLORA, RANDUBLATUNG – Kabupaten Blora yang lebih di dominasi dengan lahan hutan banyak menyimpan tanaman bermanfaat, terutama untuk bahan pangan, minuman, sampai ramuan untuk obat-obatan.

Wahyu Anatika (Ana), warga Desa Kediren lulusan D2 Perpustakaan ini mencoba peruntungan mengembangkan usaha rumahan dengan memanfaatkan tanaman secang dan kelor untuk membuat ramuan obat-obatan. Dia mengolah tanaman tersebut menjadi teh yang kaya akan manfaat. “Secangker” nama produknya. Berbahan dasar secang dipadu dengan daun kelor. “Awalnya cuma iseng-iseng saja, melihat tanaman secang yang melimpah di pinggir-pinggir hutan, kelor yang tumbuh subur di pinggir sawah orang tua kenapa tidak dimanfaatkan?, saya buat sendiri untuk keluarga, suami, anak dan orang tua seneng, cocok dengan rasanya, akhirnya sedikit demi sedikit dengan peralatan apa adanya mulai memproduksi untuk dijual,” ucap Ana, sapaan akrab Wahyu Anatika.

Bacaan Lainnya

Pemasaran “Secangker” sementara ini masih bersifat lokal di daerah Randublatung, dia berharap supaya produk UMKM BUANA, minuman herbal yang berbahan dasar kelor, secang, dan rempah-rempah ini mendapat perhatian dari pemerintah dalam hal pemasaran baik di wilayah Kabupaten Blora dan masyarakat luar daerah Kabupaten Blora. Apalagi di Blora selatan saat ini mulai giat dengan kreativitas dalam bidang kuliner, festival, dan masih banyak lagi.

“Rasanya nikmat, selain untuk melepas dahaga, racikan teh ini juga sangat berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit, InsyaAlla,” tutur Sucipto salah satu penikmat Teh Secangker.

Saat ini, Ana telah berhasil memproduksi (sementara) 3 varian. Secangker (Secang Kelor) original daun kelor, Secangker Original, Secangker Rempah, rumah produksinya pun sudah mendapatkan Ijin usaha UMKM, dan SP-PIRT.

Dengan memanfaatkan lahan kosong, Ana dan keluarga kini mulai menanam sendiri bahan-bahan tehnya. Kecuali secang dan rempah-rempahnya. “Harapan kami, ke depannya bisa mengembangkan usaha ini dengan menambah varian lain. Kami sudah memulai menanam sendiri pohon kelor, empon-empon, sereh, ada pula bawang dayak,” pungkas Ana. SM

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *