LINTAS BLORA, KRADENAN – Sistem pertanian Jajar Legawa, jaman dahulu biasa dipakai oleh petani di Jawa. Disitu sangat memperhatikan sirkulasi oksigen bagi tanaman padi, juga kemudahan perawatan karena ada ruas-ruas jalan ditengah tanaman padi, pada waktu pemupukan dan penyemprotan bisa dilakukan dengan lebih mudah tanpa khawatir menginjak tanaman padi. Senin (22/03/2021).
Hal itu dikarenakan petani bisa berjalan disela-sela tanaman padi yang jarak tanamnya lebih renggang. Pada dasarnya sistem tanam jajar legowo bisa dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan keinginan petani.
Salah satunya dengan menggunakan sistem 2:1, dua baris padi, satu baris kosong. Sistem ini meminimalisir biaya tanam, hasil tonase lebih bagus karena kwalitas bulir lebih berbobot, apalagi kalau didukung penggunaan pupuk organik.
Salah satu petani yang masih menggunakan sistem tani Jajar Legawa adalah Sugiyanto (Kepala Dusun Tambak) Desa Sumber Kecamatan Kradenan. Bahkan beliau juga memproduksi pupuk Organik sendiri. Hal ini kalau diterapkan didaerah lain sangat bagus untuk menjaga ketahanan pangan.
Semua diolah dari bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar, termasuk obat hama dari hasil fermentasi air seni sapi, juga menggunakan beberapa tanaman. Pak Koko (sapaan beliau) mengatakan “Untuk sistem Jajar Legawa saya berusaha untuk menerapkan sistem ini, namun terkadang para buruh tandur (tanam) tidak melaksanakan petunjuk yang saya berikan. Mereka menanam sesukanya, padahal sudah ditandai tali tampar untuk menandai agar penanam sesuai, tetapi ada beberapa buruh tandur yang sudah mengerti maksud saya dan bagus cara penataan jaraknya.”
Semoga langkah Pak Koko bisa menjadi percontohan agar tidak ada ketergantungan lagi terkait permasalahan pupuk kimia dan kebutuhan bercocok tanam lainnya. (stw)